Jumat, 20 Oktober 2023

Langkah-langkah Membuat Daftar Isi Secara Otomatis

 Cara Membuat Daftar Isi Otomatis

Dalam menyusun karya penelitian, baik berupa buku, tesis disertasi dan lain-lain, harus disusun sesuai judul bab dan subbab yang tertulis pada setiap artikel yang dibuat. Urutan setiap bab dan subbab dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menavigasi pembahasan yang diinginkan. Urutan bab dan subbab bagian inilah yang disebut daftar isi. Daftar isi mungkin tampak familiar bagi sebagian besar orang. Daftar isi terdapat pada halaman pertama buku, tesis, tesis, artikel jurnal, dll. Daftar isi terdiri atas halaman judul dan subbagian dari setiap bab yang ditulis. Penulisan daftar isi biasanya diletakkan di awal suatu penelitian atau makalah penelitian, setelah halaman judul, dan sebelum daftar tabel dan gambar.

Dalam penulisan daftar isi seringkali kesulitan dalam menyusun daftar isi suatu penelitian atau makalah penelitian secara manual. Membuat daftar secara manual memerlukan waktu yang cukup lama dan membuang waktu penulis. Menyusun daftar isi secara manual juga cukup merepotkan dan melelahkan, apalagi jika penulis sedang terburu-buru dalam mempersiapkan penelitian atau makalah penelitiannya. Selama penyusunan daftar isi manual, penulis harus mengatur kerangka kerjanya dengan menelusuri beberapa halaman satu demi satu. Selain itu, penulis harus berhati-hati agar tidak membuat kesalahan dalam isi. Jika terjadi kesalahan, penulis harus menyusun ulang draf dari awal.

Dalam penulisan daftar isi seringkali kesulitan dalam menyusun daftar isi suatu penelitian atau makalah penelitian secara manual. Membuat daftar secara manual memerlukan waktu yang cukup lama dan membuang waktu penulis. Menyusun daftar isi secara manual juga cukup merepotkan dan melelahkan, apalagi jika penulis sedang terburu-buru dalam mempersiapkan penelitian atau makalah penelitiannya. Selama penyusunan daftar isi manual, penulis harus mengatur kerangka kerjanya dengan menelusuri beberapa halaman satu demi satu. Selain itu, penulis harus berhati-hati agar tidak membuat kesalahan dalam isi. Jika terjadi kesalahan, penulis harus menyusun ulang draf dari awal. Membuat daftar isi otomatis di Microsoft Word membuat daftar isi suatu penelitian atau makalah penelitian menjadi lebih baik, sehingga pembaca lebih mudah memahami materi yang dibahas oleh penulis. Membuat daftar isi secara otomatis juga lebih mudah dan memakan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan membuat daftar isi secara manual, karena penulis tidak perlu melihat halaman naskah yang akan ditulis satu per satu. Lalu bagaimana cara menggunakan fitur ini untuk membuat daftar isi secara otomatis di Microsoft Word? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak langkah sederhana membuat daftar isi otomatis di Microsoft Word berikut ini.

Berikut langkah sederhana yang bisa kalian praktikkan untuk membuat daftar isi secara otomatis di Microsoft Word.

1. Buka dokumen pada Microsoft Word.

2. Buat judul ataupun subjudul pada dokumen Microsoft Word.

3. Lalu blok judul atau subjudul yang telah kalian buat.

4. Pilih heading yang sesuai dengan judul atau subjudulnya.

5. Lakukan blok dan heading pada setiap judul atau subjudul yang ada.

6. Pilih halaman kosong pada dokumen untuk membuat daftar isi.

7. Lalu pilih bagian referensi yang terdapat pada menu bar.

8. Klik Table of Content dan pilih format daftar isi yang kalian inginkan

9. Klik Update Table jika ingin melakukan perubahan

10. Kemudian sesuaikan daftar isi dengan format tulisan

11. Pastikan tidak ada bagian judul atau subjudul yang terlewat

12. Klik Simpan dokumen pada Microsoft Word.

Mudah bukan cara membuat daftar isi otomatis di Microsoft Word? Langkah membuat daftar isi secara otomatis ini tentunya lebih efisien dan efektif dibandingkan membuat daftar isi secara manual. Jika Anda masih menggunakan cara manual untuk membuat daftar isi, ayo beralih sekarang dan gunakan fitur ini untuk membuat daftar isi secara otomatis. 


Referensi:https://www.gramedia.com/best-seller/cara-membuat-daftar-isi/

Pencegahan Bunuh Diri

 Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Bunuh diri adalah kematian yang ditimbulkan oleh diri sendiri dan disengaja. Tindakan ini dilakukan oleh diri sendiri dan disengaja. Apabila tindakan percobaan bunuh diri dilakukan terus-menerus tanpa intervensi dari orang lain sangat mungkin dapat menyebabkan kematian. Sampai saat ini, belum ada cara yang terbukti untuk mencegah bunuh diri bersama-sama dan melindungi pasien terhadap kemungkinan untuk bunuh diri. 


Beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu pencegahan primer, sekunder dan preventif:

Pencegahan primer adalah metode pencegahan yang ideal untuk memerangi pikiran untuk bunuh diri dan dapat melindungi masyarakat darinya. Pencegahan sangat penting pada tahap ini untuk mengurangi terjadinya kasus baru, misalnya dengan mengurangi faktor risiko bunuh diri. Pengobatan efektif terhadap gangguan kejiwaan terutama gangguan mood kebutuhan, mengubah kondisi sosial, ekonomi dan biologis, seperti degradasi tingkat kemiskinan, kekerasan, perceraian dan promosi gaya hidup sehat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencegahan primer.

Pencegahan sekunder berarti deteksi dini dan pengobatan yang tepat pada orang dengan pikiran untuk bunuh diri. Tujuan pencegahan sekunder dapat mengurangi kemungkinan upaya bunuh diri pada pasien berisiko tinggi. Rangkaian bunuh diri ini mulai terasa seperti sebuah ide gerak tubuh, gaya hidup berisiko, rencana bunuh diri, bunuh diri dan akhirnya bunuh diri sepenuhnya. Tidak semua tindakan bunuh diri perlu ditafsirkan secara internal tindakan bunuh diri.

Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi akibat dari upaya bunuh diri dan lebih banyak pelatihan bagi profesional kesehatan dalam penilaian dan pengobatan pasien yang berisiko bunuh diri yang dapat membantu deteksi dini dan membatasi kerusakan yang ditimbulkan. Intervensi yang bisa dilakukan pada tahap ini yang mungkin terkena dampak tindakan bunuh diri itu membuatnya ingin bunuh diri.

Adapun penanganannya adalah jangan sekalipun meninggalkan orang yang cenderung bunuh diri sendirian dalam kondisi krisis. Kita tidak harus selalu berada di dekatnya setiap saat, tetapi harus memeriksa secara rutin (dengan menyapanya atau memantau lewat orang terdekat). Apabila kita memperkirakan terdapat risiko bunuh diri dalam waktu dekat, segeralah bertindak cepat walaupun kita tidak begitu yakin. Bekerjasamalah dengan orang lain dalam memastikan keselamatannya dalam mencegah bunuh diri. Kecuali dia mengindikasikan adanya konflik atau hubungan yang bermasalah dengan keluarganya, kita harus memberitahu keluarga intinya mengenai keinginan bunuh dirinya. Mintalah bantuan dari keluarga, teman atau orang yang serumah dengannya untuk memastikan orang tersebut tidak memiliki akses pada senjata, racun, atau apapun yang dapat digunakan untuk bunuh diri.

Orang yang cenderung bunuh diri seringkali percaya bahwa mereka tidak punya pilihan lain selain bunuh diri. Ingatkan bahwa dia memiliki kendali atas pikiran bunuh dirinya, ide tersebut tidak perlu direalisasikan dan akan berlalu seiring berjalannya waktu. Nyatakan dengan jelas bahwa pikiran bunuh dirinya bisa jadi berkaitan dengan suatu gangguan yang bisa diobati, karena hal ini dapat memberikan harapan baginya. Apabila dia dalam kondisi yang benar-benar putus asa, penolong pertama harus mengambil alih dalam menjaga keselamatan orang tersebut. Untuk mengurangi risiko bunuh diri, penting untuk membantu dia mencoba memecahkan masalah dan mencari jalan keluar. Yakinkan bahwa masalah akan berlalu dengan usaha-usaha penyelesaian yang dilakukan. Tawarkan bantuan padanya dengan melakukan hal-hal positif untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu, mintalah kepadanya untuk menunda keputusannya untuk bunuh diri dan dorong orang tersebut untuk mendiskusikan alasannya ingin mati dan alasannya untuk tetap hidup. Jika orangnya mempertimbangkan kedua pilihan tersebut, dengan menekankan bahwa tetap hidup adalah sebuah pilihan untuknya.

Kemudian dorong dia untuk memikirkan konsekuensi dari bunuh diri, baik untuk dirinya maupun orang terdekatnya atau konsekuensi kesehatan jika selamat dari percobaan bunuh diri. Setelah itu, ingatkan dia bahwa dirinya berharga. Jika kita mengetahui bahwa dia memiliki impian atau cita-cita, maka ingatkan akan impian atau cita-citanya, karena hal itu bisa membuatnya mengurungkan keinginannya untuk bunuh diri. Dan selalu dorong dia agar tetap hidup untuk bisa mewujudkan semua yang dicita-citakannya. Apabila cita-citanya tidak dapat tercapai, maka bantulah dia menemukan cita-cita yang lebih realistis dan dapat diraihnya.

 

Referensi:https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/wpcontent/uploads/sites/638/2021/11/Panduan-Pertolongan-Pertama-Pencegahan-Bunuh Diri_v1.pdf

Langkah-langkah Membuat Daftar Isi Secara Otomatis

  Cara Membuat Daftar Isi Otomatis Dalam menyusun karya penelitian, baik berupa buku, tesis disertasi dan lain-lain,  harus disusun sesuai j...